I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media biakan merupakan suatu zat yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroba di
laboraturium. Fungsi dari suatu media biakan adalah memberikan tempat
dan kondisi yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangbiakan dari mikroorganisme yang ditumbuhkan. Sebelum menumbuhkan mikroorganisme dengan baik,
langkah pertama harus dapat
dipahami kebutuhan dasar mikroorganisme lalu
mencoba memformulasikan suatu medium yang memberikan hasil terbaik.
Mikroorganisme
yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media.
Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrisi yang diisyaratkan
oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum
bagi pertumbuhannya. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada
suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
B. Tujuan Percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan mempraktekkan cara
pembuatan media, larutan pengencer serta mempelajari teknik pengenceran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Medium pertumbuhan mikroba merupakan suatu
bahan yang terdiri dari campuran nutrient yang diperlukan mikroba untuk
pertumbuhan. Dengan menggunakan medium pertumbuhan, aktivitas mikroba dapat dipelajari
dan dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikroba dengan struktur murni
(Hadioetono, 1993).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium
memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai
dengan mikroorganisme. Zat hara yang digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhan,
sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan, lazimnya
medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon,
nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya (Lim, 1998).
Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi
untuk mikroba yaitu diimbangi dengan tersedianya berbagai media yang banyak
macamnya untuk kultivasinya. Media-media yang digunakan seperti pepton, ekstrak
kentang, ekstrak daging, dan media agar (Pelczar, 1986).
Penggunaan agar pada media mikrobiologi yang semula diusulkan oleh
laboratorim Koch pada awal 1880-an tetap digunakan secara luas sampai saat ini.
Percobaan Koch dilaboratorium membuktikan bahwa jasad renik tertentu
menyebabkan timbulnya penyakit tertentu. Mikroorganisme ini dapat diisolasi dan
ditumbuhkan menjadibiakan murni dilaboratorium. Biakan murni mikroorganisme
tersebut akan menimbulkan penyakit bila disuntikan pada hewan rentan (Sandjaya,
1992).
Untuk menelaah bakteri di dalam laboratorium ,
pertama- tama kita harus dapat menumbuhkan
bakteri tersebut di dalam suatu biakan murni. Untuk melakukannya haruslah dimengerti jenis- jenis nutrient yang
disyartakan oleh bakteri dan juga macam lingkungan
fisik yang mana dapat menyebabkan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya
tersbut (Pelczar, 1986).
III. METODE PERCOBAAN
A.
Bahan dan
Alat
Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah ekstrak kentang, glukosa, Potato
Dextrose Agar (PDA), Nutrient Agar (NA), dan K2HPO4.
Sedangkan alat yang digunakan adalah autoklaf, tabung reaksi, petridish,gelas
ukur, gelas kimia, pipet tetes, erlenmeyer, botol, laminar flow cabinet,dan rak
tabung reaksi.
B.
Cara Kerja
- Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA)
a. 9,75 gr Potao Dextro Agar (OXOID 39 gr dalam 1
liter aquadest) dimsukkan ke dalam botol.
b. Ditambahkan 250 ml aquadest, lalu ditutup botol.
c. Dikocok secara perlahan, dan tiberikan lebel pada
botol.
d. Larutan disterilkan dengan memakai autklaf pada suhu
121oC selama 15 menit.
e. Dibiarkan campuran hingga suhu 45oC.
f. Dituangkan kedalam petridish steril sebanyak 15 ml.
g. Dibiarkan hingga padat kemudian petridish
dibalikkan dan disimpan pada suhu 4oC.
h. Untuk agar miring, media dimasukkan ke dalam tabung
reaksi steril sebanyak 15 ml.
i. Didiamkan pada suhu 4oC.
- Pembuatan Larutan Pengencer
a. 17,5 gr K2HPO4 (K2HPO4
34 gr dalam 1 liter aquadest) dimasukkan ke dalam gelas kimia.
b. Ditambahkan
250 ml air lalu diukur pH larutan.
c. Ditambahkan
asam sitrat untuk mencapai pH larutan 7,2.
j. Larutan
disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
d. Larutan dibiarkan dingin sampai suhu 45oC.
e. Dibiarkan hingga padat kemudian petridish
dibalikkan dan disimpan pada suhu 4oC.
f. Untuk agar miring, media dimasukkan ke dalam tabung
reaksi steril sebanyak 15 ml.
g. Didiamkan pada suhu 4oC.
IV. DATA
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data
Hasil Pengamatan
No
|
Jenis Media
|
Tempat Dimasukkan Media
|
Hasil
|
1
|
PDA
|
Petridish dan Tabung reaksi
|
Mengeras setelah beberapa menit
|
2
|
K2HPO4
|
Petridish dan Tabung reaksi
|
Mengeras setelah beberapa menit
|


Media di dalam petridish Media miring dalam tabung reaksi
B. Pembahasan
Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat
tumbuh dan sesuai dengan lingkungan hidupnya. Berdasarkan hasil yang dilakukan
diperoleh hasil bahwa sebagian besar media telah terkontaminasi oleh
mikroorganisme. Padahal semua media belum dibiakan mikroorganisme dan semua
alat serta bahan (media) sudah disterilkan.
Pada
percobaan agar miring mikroba terlihat lebih jelas dibandingkan dengan
percobaan agar tegak, hal ini disebabkan karena fungsi agar miring adalah untuk
mengamati jumlah mikroba, dalam jumlah yang banyak dan jelas. Sedangkan fungsi
agar tegak adalah untuk mengamati jumlah
mikroba, dalam jumlah yang sedikit dan hanya terlihat penampang atas atau
luarnya saja.
Nutrien
agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari
ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum
digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage,
produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji
bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Fungsi
asam dalam pembuatan larutan pengencer adalah untuk menstabilkan pH larutan.
Dalam percobaan ini larutan yang digunakan adalah larutan K2HPO4
sedangkan asam yang digunakan adalah asam sitrat 2 N sebanyak 240 ml
untuk membuat pH larutan mencapai pH 7,2.
Media
yang dimasukkan ke dalam petridish ketika sudah mengeras petridishnya harus dibalikkan
agar tidak menimbulkan pengembunan yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak
kita inginkan dalam pertumbuhan mikroba nantinya.
Fungsi
atau tujuan digunakan glukosa dalam ekstrak kentang adalah sebagai nutrisi bagi
pertumbuhan mikroba, misalnya pada pertumbuhan kapang dan khamir dapat tumbuh
dengan baik pada medium yang hanyamengandung glukosa.
Larutan
pengencer adalah larutan yang digunakan untuk mengatur pH pada pada saat pembuatan media, baik pada
pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA) maupun pada pembuatan media Nutrien Agar(NA).
V. KESIMPULAN
1.
Media biakan
merupakan suatu zat yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba di laboraturium.
2.
Pembiakan
mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme.
3.
Fungsi asam dalam pembuatan larutan pengencer adalah
untuk menstabilkan pH larutan.
4.
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan
produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme
yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.
5.
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi
yeast dan kapang.
DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia,
Jakarta.
Lim, D. 1998. Microbiology. WCB Mc
Graw – Hill, Missouri.
Pelczar, Jr. 1989. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. UI, Jakarta.
Sandjaya, B. 1992. Isolasi
dan Identifikasi Mikrobiologi.Widya Medica,
terimakasih, sangat membantu dalam laporan mikrobiologi :)
BalasHapus