Translate

Rabu, 19 Desember 2012

Pembuatan media dan Larutan pengencer

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Media biakan merupakan suatu zat yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba di  laboraturium. Fungsi dari suatu media biakan adalah memberikan tempat dan kondisi  yang  mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan dari mikroorganisme yang ditumbuhkan.  Sebelum menumbuhkan mikroorganisme dengan baik, langkah pertama harus  dapat  dipahami kebutuhan dasar mikroorganisme lalu mencoba memformulasikan suatu  medium yang  memberikan hasil terbaik.
          Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrisi yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.

B. Tujuan Percobaan
            Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan mempraktekkan cara pembuatan media, larutan pengencer serta mempelajari teknik pengenceran.








II. TINJAUAN PUSTAKA
Medium pertumbuhan mikroba merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhan. Dengan menggunakan medium pertumbuhan, aktivitas mikroba dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikroba dengan struktur murni (Hadioetono, 1993).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara yang digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan, lazimnya medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya (Lim, 1998).
Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi untuk mikroba yaitu diimbangi dengan tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Media-media yang digunakan seperti pepton, ekstrak kentang, ekstrak daging, dan media agar (Pelczar, 1986).
Penggunaan agar pada media mikrobiologi yang semula diusulkan oleh laboratorim Koch pada awal 1880-an tetap digunakan secara luas sampai saat ini. Percobaan Koch dilaboratorium membuktikan bahwa jasad renik tertentu menyebabkan timbulnya penyakit tertentu. Mikroorganisme ini dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadibiakan murni dilaboratorium. Biakan murni mikroorganisme tersebut akan menimbulkan penyakit bila disuntikan pada hewan rentan (Sandjaya, 1992).
Untuk menelaah bakteri di dalam laboratorium , pertama- tama kita harus dapat  menumbuhkan bakteri tersebut di dalam suatu biakan murni. Untuk melakukannya  haruslah dimengerti jenis- jenis nutrient yang disyartakan oleh bakteri dan juga macam  lingkungan fisik yang mana dapat menyebabkan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya tersbut (Pelczar, 1986).

III. METODE PERCOBAAN
A.    Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah ekstrak kentang, glukosa, Potato Dextrose Agar (PDA), Nutrient Agar (NA), dan K2HPO4. Sedangkan alat yang digunakan adalah autoklaf, tabung reaksi, petridish,gelas ukur, gelas kimia, pipet tetes, erlenmeyer, botol, laminar flow cabinet,dan rak tabung reaksi.

B.   Cara Kerja
  1. Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA)
a.    9,75 gr Potao Dextro Agar (OXOID 39 gr dalam 1 liter aquadest) dimsukkan ke dalam botol.
b.    Ditambahkan 250 ml aquadest, lalu ditutup botol.
c.    Dikocok secara perlahan, dan tiberikan lebel pada botol.
d.   Larutan disterilkan dengan memakai autklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
e.    Dibiarkan campuran hingga suhu 45oC.
f.    Dituangkan kedalam petridish steril sebanyak 15 ml.
g.    Dibiarkan hingga padat kemudian petridish dibalikkan dan disimpan pada suhu 4oC.
h.    Untuk agar miring, media dimasukkan ke dalam tabung reaksi steril sebanyak 15 ml.
i.     Didiamkan pada suhu 4oC.

  1. Pembuatan Larutan Pengencer
a.    17,5 gr K2HPO4 (K2HPO4 34 gr dalam 1 liter aquadest) dimasukkan ke dalam gelas kimia.
b.    Ditambahkan 250 ml air lalu diukur pH larutan.
c.    Ditambahkan asam sitrat untuk mencapai pH larutan 7,2.
j.     Larutan disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
d.   Larutan dibiarkan dingin sampai suhu 45oC.
e.    Dibiarkan hingga padat kemudian petridish dibalikkan dan disimpan pada suhu 4oC.
f.    Untuk agar miring, media dimasukkan ke dalam tabung reaksi steril sebanyak 15 ml.
g.    Didiamkan pada suhu 4oC.























IV. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.  Data Hasil Pengamatan
No
Jenis Media
Tempat Dimasukkan Media
Hasil
1
PDA
Petridish dan Tabung reaksi
Mengeras setelah beberapa menit
2
K2HPO4
Petridish dan Tabung reaksi
Mengeras setelah beberapa menit

                       
   Media di dalam petridish                            Media miring dalam tabung reaksi

B.   Pembahasan
Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh dan sesuai dengan lingkungan hidupnya. Berdasarkan hasil yang dilakukan diperoleh hasil bahwa sebagian besar media telah terkontaminasi oleh mikroorganisme. Padahal semua media belum dibiakan mikroorganisme dan semua alat serta bahan (media) sudah disterilkan.
Pada percobaan agar miring mikroba terlihat lebih jelas dibandingkan dengan percobaan agar tegak, hal ini disebabkan karena fungsi agar miring adalah untuk mengamati jumlah mikroba, dalam jumlah yang banyak dan jelas. Sedangkan fungsi agar tegak adalah  untuk mengamati jumlah mikroba, dalam jumlah yang sedikit dan hanya terlihat penampang atas atau luarnya saja.
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
            PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Fungsi asam dalam pembuatan larutan pengencer adalah untuk menstabilkan pH larutan. Dalam percobaan ini larutan yang digunakan adalah larutan K2HPO4 sedangkan asam yang digunakan adalah asam sitrat 2 N sebanyak 240 ml untuk membuat pH larutan mencapai pH 7,2.
Media yang dimasukkan ke dalam petridish ketika sudah mengeras petridishnya harus dibalikkan agar tidak menimbulkan pengembunan yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan dalam pertumbuhan mikroba nantinya.
Fungsi atau tujuan digunakan glukosa dalam ekstrak kentang adalah sebagai nutrisi bagi pertumbuhan mikroba, misalnya pada pertumbuhan kapang dan khamir dapat tumbuh dengan baik pada medium yang hanyamengandung glukosa.
Larutan pengencer adalah larutan yang digunakan untuk mengatur pH  pada pada saat pembuatan media, baik pada pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA)  maupun pada pembuatan media Nutrien Agar(NA).






V. KESIMPULAN
1.      Media biakan merupakan suatu zat yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba di  laboraturium.
2.      Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme.
3.      Fungsi asam dalam pembuatan larutan pengencer adalah untuk menstabilkan pH larutan.
4.      Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.
5.      PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.



















DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Lim, D. 1998. Microbiology. WCB Mc Graw – Hill, Missouri.
Pelczar, Jr. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI, Jakarta.
Sandjaya, B. 1992. Isolasi dan Identifikasi Mikrobiologi.Widya Medica, Jakarta

1 komentar: