I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isolasi bakteri
merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara umum
yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk mengisolasi
bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau
tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution
method), serta mikromanipulator (the micromanipulator method).
B. Tujuan Percobaan
Adapun
tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk mempelajari cara mengisolasi
mikroba dari biakan campuran serta membiakkan mikroba tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan yaitu pertambahan secara
teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme uniseluler
pertumbuhan merupakan pertambahan jumlah selyang bearti juga pertambahan jumlah
organisme, sedangkan pada organisme multiseluler pertumbuhan merupakan peningkatan
jumlah sel per organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar (Fardiaz,
1989).
Pembiakan dengan cara penggoresan
(penanaman pada permukaan agar) merupakan cara rutin yang dipakai untuk
mengasingkan mikroba agar mendapatkan biakan murni. Sebuah sangkelit dengan
panjang kawat 7,5 cm dan garis tengah bulatan 2 mm ditempelkan pada bahan
pemeriksaan yang akan dibiakkkan, lalu dioleskan pada daerah tepi permukaan
pembiakan padat yang kering (Gupte, 1990).
Isolasi suatu jalur murni pada prinsipnya
dapat dilakukan secara bertingkat, tingkat pertama biasa dilakukan secara
manual yaitu dengan cara sejauh mungkin mengencerkannya, tingkat kedua adalah
dengan media yang bersifat selektif bagi mikroba tertentu atau beberapa yang
mungki masih satu golongan, tingkat ketiga dari koloni yang salah satu olah
murni mungkin masih perlu untuk diencerkan atau diisolasikan agar kemurniannya
dapat lebih meyakinkan (Amifoyo, 1992).
Pertumbahan mikroorganisme tergantung dari
kadar air. Bahan-bahan yang larut dalam air akan digunakan oleh mikroorganisme
sebagai bahan makanan untuk membentuk bahan sel dan membentuk energi. Tuntutan
bernagai mikroorganisme yang menyangkut susunan larutan makanan dan persyaratan
lingkungan tertentu sangat berbeda-beda, karena itu diperkenalkan banyak resep untuk
membuat media tumbuh mikroorganisme (Schlegel, 1994).
III. METODE PERCOBAAN
A.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan
ini adalah ikan kaleng yang sudah kadaluarsa, susu yang sudah kadaluarsa,
pepaya busuk, tulur ayam ras busuk, dam media yang sudah disterilkan. Sedangkan
alat yang digunakan adalah ose, jarum, spreader, tabung reaksi, dan cawan
petri.
B.
Cara Kerja
1. Isolasi Mikroba dari Produk Pangan
a. Telur busuk sebanyak 10 ml dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan larutan pengencer sebanyak 90 ml.
b. Erlenmeyer ditutup dengan kapas steril,
lalu dikocok- kocok. Untuk produk pangan cair, sampel tidak perlu dihancurkan
dengan menggunakan blender.
c. Diambil 1 ml cairan dengan menggunakan
pipet tetes dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan
pengencer lalu diaduk hingga rata.
d. Lalu diambil 1 ml larutan dan dilakukan
pengenceran hingga 10-3.
e. Diambil 1 ml larutan pengencer yang 10-3
dituangkan ke dalam cawan petri yang berisi media agar PDA yang sudah padat,
kemudian digoyang-goyang cawan petri secara perlahan.
f. Disimpan bi dalam inkubator dengan suhu 4oC
g. Kemudian diambil lagi 1 ml larutan
penencer yang 10-3 tituangkan ke dalam cawan petri yang berisi media
agar PDA cair, lalu diaduk secara perlahan.
h. Disimpan di dalam laminar flow cabinet.
2. Menanam Media dari Media Cair atau Media
Padat ke Media Padat (Lempeng
a. Dibagi lempeng bagian bawah cawan petri
dengan spidol menjadi 3 bagian: A, B, dan C.
b. Biakan campuran cair diteteskan atau satu
koloni diambil dari media paadat yang diperoleh dengan menggunakan ose dan
streaking rapat apada bagian A lengpeng cawan petri.
c. Ose dipanaskan hingga pijar, didinginkan
sebentar lalu streaking dari A ke B lempeng cawan petri.
d. Ose dipanaskan hingga pijar, didinginkan
sebentar lalu streaking dari B ke C lempeng cawan petri.
e. Ose dipanaskan kembali dan petridish siap
diinkubasi.
3. Menanam Mikroba dari Media Lempeng Agar ke
Media Semisolid
a. Jarum dipanaskan, didiamkan hingga dingin
lalu diambil satu koloni dari biakan mikroba pada media lempeng yang telah
diperoleh sebelumnya.
b. Jarum ditusuk tegak lurus pada media
semisolid sedalam 2/3 bagian lalu ditarik kembali melalui arah penusukan
semula.
4. Menanam Mikroba dari Media Lempeng ke
Media Cair
a. Ose dipijarkan dan dibiarkan dingin.
b. Diambil satu koloni mikroba dengan ose
dari biakan mikroba sebelumnya.
c. Dicampurkan koloni tersebut dengan media
agar cair di dalam tabung reaksi yang telah disterilkan sebelumnya lalu diaduk.
IV. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Data Hasil Pengamatan
Bahan
|
Media
|
Pengenceran
|
Hasil
|
Telur busuk
|
PDA
|
10-3
|
|
Telur busuk
|
PDA
|
10-3
|
|
Telur busuk
|
PDA
|
10-3
|
|
Telur busuk
|
PDA
|
10-3
|
|
B.
Pembahasan
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk
memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga
diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan
untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk mengisolasi bakteri dapat
dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour
palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta
mikromanipulator (the micromanipulator method) (Lim, 1990).
Cara
goresan (streak plate), prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang
benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.
Cara ini dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 3-4 bagian. Ose steril
yang telah disiapkan dilekatkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose
tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali
membentuk garis horizontal di satu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api
bunsen, setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goresan
sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi
cawan tergores.
Cara
taburan atau tuang (pour palte), teknik ini memerlukan agar yang belum padat
(>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan
petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan
menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel
terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan
agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak
begitu banyak mengandung oksigen.
Metode
cawan sebar (spread plate) Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah suatu
teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
menuangkan stok kultur bakteri atau mengapuskannya di atas media agar yang
telah memadat. Bedanya dengan pour plate adalah, pencampuran stok kultur
bakteri dilakukan setelah media agar memadat sedangkan pour plate kultur
dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini
adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan
media agar.
Cara
pengenceran (dilution method), tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah
untuk melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga
lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan
dalam aquades steril. Teknik pengenceran sangat penting di dalam analisa
mikrobiologi. Karena hampir semua metode perhitungan jumlah sel mikroba
mempergunakan teknik ini, seperti TPC (Total Plate Count).
Media
atau medium digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi untuk melakukan
pertumbuhan dan perkembangbiakan, maka hendaknya media harus sesuai dengan
komposisi bahan yang akan ditumbuhkan mikroorganisme. Berdasarkan hal tersebut
di atas maka praktikum ini dilakukan untuk mempelajari macam- macam medium dan
mikroba apa yang cocok ditumbuhkan pada medium tersebut. Misalnya media MRS
atau PDA (Potato Dexstrose Agar), media ini digunakan untuk menumbuhkan atau
mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast
dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan dan media NA (Nutrien Agar)
yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri (Hadioetono, 1993).
Tujuan
dari pengenceran yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran
tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Dalam percobaan ini
pengenceran yang digunakan adalah 10 -3 dengan sample telur ayam
busuk.
Dari
data hasil pengamatan yang diamati mikroba yang paling banyak tumbuh yaitu pada
media yang ditambahkan dangan bahan papaya busuk. Hal ini dikarenakan papaya
busuk mengandung beberapa jenis mikroorganisme seperti kapang, khamir dan
bakteri. Namun dari beberapa jenis mikroorganisme trsebut yang banyak terdapat
pada bahan ini adalah bakteri, ini dapat dilihat bahwa mikroba yang paling
banyak tumbuh adlah pada media NA, dimana media NA merupakan media yang sangat
baik untuk pertumbuhan bakteri.
Berdasarkan
hasil praktikum pertumbuhan mikroorganisme tidak ada kaitannya degan lamanya
inkubasi dan suhu penyimpanannya. Akan tetapi pertumbuhan mikroorganisme
berkaitan erat dengan jumlah factor pengenceran yang dilakukan. Semakin tinggi
faktor pengenceran, maka semakin banyak mikroorganisme yang tumbuh, sebaliknya
jika faktor pengencerannya semakin rendah (semakin encer suatu larutan
pengencer), maka semakin sedikit mikroorganisme yang tumbuh.
Isolasi
mikroba dilakukan untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Praktikum ini
erat kaitannya dengan praktikum selanjutnya, yaitu pada praktikum ini kita
menumbuhkan dan mengisolasi mikroba sedangkan pada praktikum selanjutnya kita
akan menghitung minghitung berapa banyak jumlah koloni yang tumbuh.
V. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.
Pertumbuhan
yaitu pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup.
2.
Manfaat dilakukan isolasi mikroba adalah untuk
memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga
diperoleh kultur murni atau biakan murni.
3.
Ada
beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir
dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran
serta micromanipulator.
4.
Tujuan dari pengenceran yaitu memperkecil atau
mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan.
5.
MRS atau PDA (Potato Dexstrose Agar) digunakan untuk
menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang sedangkan NA (Nutrien Agar)
digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi
Pangan. IPB, Bogor.
Gupte, S. 1990. Mikrobiologi Dasar. Binarupa
Aksara, Jakarta.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia,
Jakarta .
Lim,D. 1998. Microbiology. McGrow-hill book, New york .
Schlegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum. UGM, Yogyakarta .
yah, ga ada prinsip nya ya? oiya, thanks ilmunya
BalasHapusTerimakasih Google sudah membantu pemikiran saya menjadi tambah berkembang apa yg saya belum ketahui sebelumnya
BalasHapus