I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Khamir
termasuk fungi, namun dibedakan dari kapang karena bentuknya yang tterutama
uniselular. Sebagai sel tunggal, khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat
dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir juga
lebih efektif dalam memecah komponen kimia, karena khamir mempunyai
perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih besar.
Khamir
pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya dan tidak
atas perbedaan morfologinya seperti pada kapang. Beberapa khamir tidak
membentuk spora dan digolongkan ke dalam dungi Imperfekti, dan yang lainnya
membentuk spora seksual sehingga digolongkan ke dalam Ascomycetes dan
Basidiomycetes.
B. Tujuan Percobaan
Adapun
tujuan percobaan ini adalah untuk membedakan sel khamir yang hidup dengan sel
khamir yang mati, dan menghitung persentase kematian sel khamir dengan
pengecatan sederhana.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Khamir
dapat membentuk lapisan filament di atas permukaan medium cair. Produksi pigmen
karoteroid menandakan adanya pertumbuhan genus Rhodotorula. Sulit membedakan antara khamir dengan bakteri pada
medium agar (Entjang, 2003).
Sel
khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 µm sampai
20-50µm, dan lebar 1-10µm. sel vegetatif yang berbentuk apikulat atau lemon
merupakan karakteristik grup khamir yang ditemukan pada tahap awal fermentasi
alami buah-buahan dan bahan lain yang mengandung gula (Fardiaz, 1989).
Khamir
adalah fungi uniselular yang menepati habitat air dan lembab, termasuk getah
pohon dari jaringan hewan. Khamir bereproduksi secara aseksual, dengan cara
pembelahan sel sederhana atau dengan cara pelepasan sel tunas dari sel induk.
Beberapa fungi dapat tumbuh sebagai sel tunggal atau sebagai miselium filament,
tergantung pada ketersediaan zat-zat hara yang ada (Cambell, 2003).
Pada
umumnya sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang
paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangan beragam
ukurannya, berkisar antara 1 sampai 5 µm lebarnya dan panjangnya dari 5 sampai
30 µm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang
atau berbentuk bola (Pelczar, 1986).
Dalam
kultur yang sama, ukuran dan bentuk sel khamir mungkin berbeda karena pengaruh
umur sel dan lingkungan selama pertumbuhan. Sel yang muda mungkin berbeda
bentuk dari yang tua karena adanya proses ontogeny, yaitu perkembangan individu
sel (Fardiaz, 1989).
III. METODE PERCOBAAN
A. Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah biakan khamir Saccharomices cereviseae dan larutan methylen blue 0,01%.
Sedangkan alat
yang digunakan adalah kaca benda, kaca penutup, ose, Bunsen, dan mikroskop.
B. Cara Kerja
1.
Dibersihkan kaca benda dan kaca penutup dengan
menggunakan alcohol.
2.
Diambil satu koloni biakan khamir, lalu diletakkan
diatas benda.
3.
Diteteskan methylen blue di atas kaca benda yang sudah
diletakkan biakan khamir.
4.
Ditutup kaca benda dengan kaca penutup.
5.
Diamati dibawah mikroskop pada pembesaran 40X. sel
khamir yang hidup akan bewarna transparan sedangkan sel khamir yang mati akan
berwarna biru.
6.
Dihitung jumlah sel yang hidup (A) dan sel khamir mati
(B) dalam satu bidang pandangan dengan menggunakan rumus berikut:
7.
Diulangi sampai 10 bidang pandangan. Pengamatan ini
harus dilakukan dengan cepat karana makin lama sel dalam larutan methylen blue,
maka makin banyak sel yang mati.
IV. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
Penglihatan Ke-
|
Jumlah Sel Khamir yang Mati
|
1
|
7 Sel
|
2
|
21
Sel
|
3
|
57
Sel
|
4
|
64
Sel
|
5
|
66
Sel
|
6
|
70
Sel
|
7
|
83
Sel
|
8
|
94
Sel
|
9
|
108
Sel
|
10
|
116
Sel
|
Tugas 1 di modul ; menghitung
persentase kematian
Tugas 2 di modul;
gambar morfologi khamir yang terlihat pada mikroskop
B. Pembahasan
Khamir
adalah fungi uniselular yang menepati habitat air dan lembab, termasuk getah
pohon dari jaringan hewan. Khamir bereproduksi secara aseksual, dengan cara
pembelahan sel sederhana atau dengan cara pelepasan sel tunas dari sel induk.
Khamir adalah fungi ekasel (uniselular)
yang beberapa jenis spesiesnya umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol, dan bahkan digunakan
percobaan sel bahan bakar. Kebanyakan khamir merupakan
anggota divisi Ascomycota,
walaupun ada juga yang digolongkan dalam Basidiomycota.
Beberapa jenis khamir, seperti Candida
albicans, dapat menyebabkan infeksi pada
manusia (kandidiasis).
Saccharomyces
merupakan genus khamir
yang memiliki kemampuan mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2.
Saccharomyces merupakan mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil,
termasuk termasuk kelompok Eumycetes.
Tumbuh baik pada suhu 30oCdan pH 4,8 .Beberapa kelebihan Saccharomyces dalam proses fermentasi
yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol
yang tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat
mengadakan adaptasi. Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi oleh adanya
penambahan nutrisi yaitu unsur C sebagai sumber carbon, unsur N yang diperoleh
dari penambahan urea,
ZA, amonium dan pepton, mineral dan vitamin.[2]
Suhu optimum untuk fermentasi antara 28 – 30 oC.
Saccharomyces cerevisiae merupakan spesies dari Saccharomyces dan merupakan mikroorganisme yang sangat
dikenal oleh masyarakat luas sebagai ragi roti (baker’s yeast). Ragi roti ini
digunakan dalam pembuatan makanan, minuman dan juga dalam industri etanol. Ragi Saccharomyces cerevisiae mempunyai
sekitar 14.000 kb DNA kromosom (85& dari DNA total) yang
terdistribusi ke dalam 16 kromosom yang berbeda dan telah dikarakterisasi
secara genetik. Selain itu Saccharomyces cerevisiae
mempunyai dua unsur genetik yang lain, yaitu DNA mitokondria dan DNA plasmid
2m. Beberapa galur mengandung unsur ketiga yang disebut plasmid pembunuh (killer
plasmid).
Fungsi
dari methylen blue ini adalah sebagai pewarna sel dari sampel sehingga
morfologi kapang dan khamir sampel tersebut dapat terlihat. Khusus pada
percobaan morfologi khamir, methylen blue digunakan untuk melihat sel khamir
yang mati.
Pengaruh
penambahan methylen blue pada koloni khamir yang mau dilihat adalah semakin
lama sel dalam methylen blue, maka makin banyak sel khamir yang akan mati. Sel
khamir yang mati akan berwarna biru sedangkan sel khamir yang hidup berwarna
trasparan.
Dari
data pengamatan, diperoleh bahwa semakin lama sel didalam methylen blue, maka
semakin banyak jumlah sel yang mati, dengan demikian , maka persentase kematian
semakin meningkat sesuai dengan berjalannya waktu. Seterlah dilakukan 10 kali
pengamatan diperoleh data sebagai berikut pengamatan pertama terlihat sel mati
sebanyak 7 sel, pada pengamatan kedua sel mati menjadi 21 sel, pada pengamatan
ketiga sel matinya semakin bertambah yaitu menjadi 57 sel, selanjutnya pada
pangamatan keempat sel ati menjadi 64, pengamatan kelima terlihat 66 sel mati,
pada pengamatan keenam sel mati menjadi 70 sel, pangamatan kedelapan sel mati
bertambah lagi menjadi 94 sel, pada pangamatan kesembilan sel mati menjadi 108
sel, dan pada pengamatan terakhir sel mati menjadi 116 sel. Dari semua
pengamatan didapatkan rerata sel mati sebanyak 68,6 dan rerata sel hidup
sebanyak 100, dan persentase kematiannya 40,69 %.
V. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari peercobaan ini adalah sebagai berikut:
1.
Khamir adalah fungi uniselular yang menepati habitat
air dan lembab, termasuk getah pohon dari jaringan hewan.
2.
Saccharomices
sereviseae adalah salah satu jenis khamir yang sering digunakan dalam
pembuatan ragi roti.
3.
Fungsi penambahan methylen blue pada objek adalah untuk
melihat sel khamir yang mati.
4.
Semakin lama sel di dalam methylen blue, maka semakin
banyak sel khamir yang akan mati.
5.
Pada umumnya sel khamir lebih besar daripada kebanyakan
bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell., Reece
dan Mitcheel. 2003. Biologi.
Erlangga, Jakarta.
Entjeng, I. 2003. Mikrobiologi dan Parastologi. PT Citra
Aditya Bakti, Jakarta.
Fardiaz, Srikandi. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB,
Bogor.
Pelczar, Jr. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta .
terimakasih kak, membantu sekali dalam pengerjaan laporan mikrobiologi :)
BalasHapusTerimakasih
BalasHapus