I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi ada suatu hal mendasar yang juga
perlu diperhatikan yaitu analisia kualitatif terhadap suatu bahan. Suatu
analisis ini Sangat penting untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang ada
pada suatu sampel tertentu mengandung banyak mikroorganisme atau sebaliknya.
Analisis kualitatif
atau biasa disebut dengan enumerasi mikroorganisme dalam hal ini dapat
dilakukan baik dengan perhitungan langsung terhadap suatu sampel yaitu salah
satunya dengan alat bantu mikroskop, maupun dengan cara tidak langsung yaitu
dengan beberapa metode perhitungan.
Dalam percobaan ini
akan dibahas secara lebih lanjut mengenai bagaimana cara perhitungan jumlah sel
yang ada di dalam suatu medium yang mana umumnya digunakan untuk uji
mikrobiologi bahan pangan yaitu metode perhitungan secara langsung, dan dapat
kita terapkan pada sampel pengujian salinitaasi lingkungan sehingga dengan
demikian diharapkan kita akan lebih memahami tentang bagaimana prosedur
perhitungan yang baik.
B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menghitung jumlah
koloni mikroba.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Metode yang dapat digunakan untuk menghitung
mikroba didalam pangan terdiri dari metode hitungan cawan, Most Propable Number
(MPN) dan metode hitungan mikroskopik langsung. Dari metode-metode tersebut, metode
hitungan cawan yang paling banyak digunakan. Metode lainnya yang dapat
digunakan untuk mikroba didalam satu larutan adalah metode turbidimetri
(kekeruhan) menggunakan pektrofotometer (Fardiaz, 1993).
Perhitungan massa sel secara
langsung maupun tidak langsung jarang dilakukan dalam uji mikrobiologi bahan
pangan, tetapi yang sering digunakan adalah mengukur pertumbuhan sel selama
proses fermentasi. Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah sel
mikroba dapat dihitung jika medium pertumbuhannya tidak mengganggu ukuran sel
(Sandjaja, 1992).
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat
melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap
terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode
MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis
merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri
koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode
perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap
sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu
indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel) (Penn,
1991).
Suatu bakteri dapat dihitung secara
elektronik yaitu dengan cara memasukkan biakan melalui lubang yang sangat kecil
pada alat penghitung partikel counter. Alat penghitung yang semacam ini dapat
dipakai secara rutin memecah sel darah, namun dapat pula disesuaikan untuk
memecah bakteri (Volk, 1985).
III.
METODE PERCOBAAN
A.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
media PDA yang sudah diisolasi atau yang sudah tumbuh. Sedangkan alat yang
digunakan adalah spidol.
B.
Cara Kerja
Cara untuk menghitung koloni mikroba pada cawan
Petri adalah sebagai berikut:
- Dipilih
cawan yang kira-kira mengandung 30 sampai 300 jumlah koloni.
- Dihitung jumlah
koloni dengan cara ditandai dengan spidol.
- Kemudian
dihitung jumlah mikroba dengan menggunakan rumus berikut
IV. DATA HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
A.
Data Hasil Pengamatan
Kelompok
|
Bahan
|
Media
|
Pengenceran
|
Jumlah Koloni
|
Jumlah Mikroba
|
I
|
Telur Ayam Busuk
|
- PDA
|
10-3
|
> 300
|
--------
|
- PDA
|
10-3
|
115
|
7312,275 x 103
|
||
- PDA
|
10-3
|
77
|
4896,045 x 103
|
||
- PDA
|
10-3
|
48
|
3052, 08 x 103
|
||
II
|
Ikan Kaleng
Kadaluarsa
|
- NA
|
10-5
|
289
|
18948,33 x 105
|
- PDA
|
10-5
|
35
|
2225,48 x 105
|
||
- PDA Cair
|
10-5
|
200
|
12717 x 105
|
||
III
|
Pepaya Busuk
|
- NA
|
10-2
|
273
|
17358,705 x 102
|
- PDA
|
10-2
|
162
|
10300,77 x 102
|
||
- MRS
|
10-2
|
121
|
7693,785 x 102
|
||
IV
|
Susu Kadaluarsa
|
- PDA
|
10-3
|
13
|
826,605 x 103
|
- NA
|
10-3
|
290
|
18439,65 x 103
|
||
- MRS Cair
|
10-3
|
270
|
17167,95 x 103
|
B.
Olahan Data
1. Untuk Kelompok I
- Untuk Cawan
II
- Untuk Cawan
III
- Untuk Cawan
IV
2. Untuk Kelompok II
- Media NA
- Untuk Media
PDA
- Untuk Media PDA
Cair
3. Untuk Kelompok III
- Untuk Media
NA
- Untuk Media PDA
- Untuk Media
MRS Cair
4. Untuk Kelompok IV
- Untuk Media
PDA
- Untuk Media
NA
- Untuk Media
MRS Cair
C.
Pembahasan
Teknik enumerasi adalah cara- cara untuk
menghitung mikroba yang tumbuh di dalam media. Ada tiga teknik enumerasi yang sering digunakan dalam
praktikum yaitu:
1. Derent Platting (hitungan langsung)
Derent
Platting yaitu teknik perhitungan jumlah mkroorganisme secara langsung dengan
bantuan coloni counter atau alat lain. Cara ini ada dua macam yaitu secara
langsung yaitu dengan alat bakteri counting chamber maupun metode breed smean
atau lepoloitchweber untuk menghitung jumlah mikroba dalam susu. Atau bahkan
bias pula memanfaatkan sifat sel yang bukan konduktor sehingga tidak dapat
mengalirkan listrik yang kemudian akan meningkatkan tegangan yang dicatat oleh
recorder serta dapatt menunjukkan jumlah total sel dan metode ini disebut metode
elektro cell chamber (Thihendrokosomo, 1989)
2. Plate Count (Perhitungan Cawan)
Metode perhitungan
cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan
berkembang menjadi satu koloni. Kadi, jumlah koloni yang muncul pada cawan
merupakan satu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung
dalam sample. Teknik yang harus dikuasai dalam metode ini adalah mengencerkan
sample dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan
yang dipilih untuk menghitung koloni adalah yang mengandung antara 30 sampai
dengan 300 koloni (Hadioetomo, 1993).
3. Perhitungan Massa Sel (Metode
Turbidimetrik)
Bila
kita harus memeriksa konsentrasi sel sejumlah besar biakan, maka metode
hitungan cawan bukanlah pilihan yang baik karena tidak hanya memakan waktu
tetapi juga memerlukan media dan pecah-belah dalam jumlah besar. Untuk kasus
deemikian tersedia metode yang lebih cepat dan prakytis, yaitu pengukuran
kekeruhan biakan dengan fotokolorimeter. Namun agar data yang diperoleh dari
pengukuran ini dapat dinyatakan sebagai konsentrasi organisme, diperlukan suatu
kurva standar yang menyatakan kolerasi antara kekeruhan biakan dengan jumlah
organisme per ml biakan. Sekali kurva ini diperoleh, maka sejumlah besar biakan
mikroorganisme sejenis dapat dengan cepat diukur kekeruhannya dan
konsentrasinya segera diketahui dengan cara membaca kurva standar tersebut (Hadioetomo,
1993).
Diantara mikroba yang tumbuh
ada mikroba yang tidak dapat dihitung karena jumlah koloni lebih besar dari 300
koloni, pada ketentuannya jika lebih dari 300 koloni maka untuk menghitungnya
maka perlu diadakan lagi pengenceran yang lebih kecil.
Dalam percobaan ditemukan ada
beberapa media yang sama sekali tidak tumbuh koloninya, hal ini desebabkan
karena media yang digunakan tidak sesuai dengan
mikroorganisme yang ingin ditumbuhkan. Atau media yang digunakan kurang
baik untuk pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat dalam bahan yang digunakan
pada saat penanaman mikroba.
Jumlah koloni yang tumbuh pada
media padat dengan yang tumbuh pada media cair sengat berbeda, pada media padat
koloni yang tumbuh lebik banyak dibandingkan dengan yang tumbuh pada media
cair.
Kelompok I menggunakan bahan,
media dan pengenceran yang sama untuk setiap cawannya yaitu telur aym busuk
dengan media PDA Padat yang diencerkan sampai 10-3, namun terdapat
perbedaan jumlah koloni yang tumbuh diantara cawan-cawan tersebut yaitu sebagai
berikut, pada cawan I tumbuh lebih dari 300 koloni, cawan II tumbuh 115 koloni,
pada cawan III koloni yang tumbuh adalah 77, dan pada cawan ke IV tumbuh 48
koloni. Kelompok II mengguakan media yang berbada-beda yaitu PDA, NA, dan PDA Cair dengan pengenceran yang sama 10-5
serta bahan yang samma juga yakni ikan kaleng kadaluarsa. Pada kelompok ini
terlihat jelas bahwa apabila medianya berbeda maka akan beda pula jumlah koloni
yang tumbuh. Adapun koloni yang tumbuh pada cawan yang medianya NA sekitar 289
koloni, pada cawan yang medianya PDA sekitar 35 koloni, dan pada cawan yang
medianya PDA Cair tumbuh sekitar 200 koloni mokroba.
Kelompok III juga menggunakan
media yang berbeda-beda yakni NA, PDA, MRS Cair dengan masing-masing
pengenceran 10-3, dan bahan yang digunakan ialah pepaya busuk. Pada
kelompok ini terlihat jelas bahwa apabila medianya berbeda maka akan beda pula
jumlah koloni yang tumbuh. Adapun jumlah koloni yang tumbuh adalah, pada cawan
yang menggunakan media NA jumlah koloni yang tumbuh 273 koloni, pada cawan yang
menggunakan media PDA koloni yang tumbuh 162 koloni, dan pada cawan yang
medianya MRS Cair koloni yang tumbuh 121 koloni. Sama halnya dengan kelompoh II
dan Kelompok III, kelompok IV pun menggunakan media yang berbeda-beda untuk
setiap cawan yakni media PDA, NA, dan MRS Cair dengan masing-masing
pengencaran 10-3 dan bahan
yang digunakan susu kadalursa. pada kelompok ini hal yang menyebabkan
berbedanya jumlah koloni yang tumbuh ialah jenis media yang digunakannya.
Adapun jumlh koloni yang tumbuh yaitu, pada cawan yang medianya PDA jumlah
koloni yang tumbuh 13 koloni, pada cawan yang medianya NA jumlah koloni yang
tumbuh 290 koloni, dan pada cawan yang medianya MRS Cair jumlah koloni yang
tumbuh adalah 270 koloni
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan
yang dapat diambil dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.
Teknik
enumerasi adalah cara- cara untuk menghitung mikroba yang tumbuh di dalam
media.
2.
Dalam
percobaan hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dan ketelitian dalam
melakukan percobaan agar bias mendapatkan hasil sesuan dengan yang diinginkan.
3.
Di dalam bidang ilmu
mikrobiologi ada suatu hal mendasar yang juga perlu diperhatikan yaitu analisia
kualitatif terhadap suatu bahan.
4.
Metode
yang dapat digunakan untuk menghitung mikroba didalam pangan terdiri dari
metode hitungan cawan, Most Propable Number (MPN) dan metode hitungan
mikroskopik langsung.
5. Jumlah koloni yang tumbuh pada media padat
dengan yang tumbuh pada media cair sengat berbeda, pada media padat koloni yang
tumbuh lebik banyak dibandingkan dengan yang tumbuh pada media cair.
DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi
Dasar dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Sandjaja, B. 1992. Isolasi dan Identifikasi Mikrobiologi.
Widya Medika, Jakarta .
Thihendrokesowo.
1989. Petunjuk Laboratorium Mikrobiologi
Pangan. Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi,
Yogyakarta.
Volk. 1993. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar