Translate

Kamis, 20 Desember 2012

TEKNIK ENUMERASI


 I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Di dalam bidang ilmu mikrobiologi ada suatu hal mendasar yang juga perlu diperhatikan yaitu analisia kualitatif terhadap suatu bahan. Suatu analisis ini Sangat penting untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang ada pada suatu sampel tertentu mengandung banyak mikroorganisme atau sebaliknya.
            Analisis kualitatif atau biasa disebut dengan enumerasi mikroorganisme dalam hal ini dapat dilakukan baik dengan perhitungan langsung terhadap suatu sampel yaitu salah satunya dengan alat bantu mikroskop, maupun dengan cara tidak langsung yaitu dengan beberapa metode perhitungan.
            Dalam percobaan ini akan dibahas secara lebih lanjut mengenai bagaimana cara perhitungan jumlah sel yang ada di dalam suatu medium yang mana umumnya digunakan untuk uji mikrobiologi bahan pangan yaitu metode perhitungan secara langsung, dan dapat kita terapkan pada sampel pengujian salinitaasi lingkungan sehingga dengan demikian diharapkan kita akan lebih memahami tentang bagaimana prosedur perhitungan yang baik.

B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menghitung jumlah koloni mikroba.










II. TINJAUAN PUSTAKA

Metode yang dapat digunakan untuk menghitung mikroba didalam pangan terdiri dari metode hitungan cawan, Most Propable Number (MPN) dan metode hitungan mikroskopik langsung. Dari metode-metode tersebut, metode hitungan cawan yang paling banyak digunakan. Metode lainnya yang dapat digunakan untuk mikroba didalam satu larutan adalah metode turbidimetri (kekeruhan) menggunakan pektrofotometer (Fardiaz, 1993).     
Perhitungan massa sel secara langsung maupun tidak langsung jarang dilakukan dalam uji mikrobiologi bahan pangan, tetapi yang sering digunakan adalah mengukur pertumbuhan sel selama proses fermentasi. Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah sel mikroba dapat dihitung jika medium pertumbuhannya tidak mengganggu ukuran sel (Sandjaja, 1992).
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel) (Penn, 1991).
Suatu bakteri dapat dihitung secara elektronik yaitu dengan cara memasukkan biakan melalui lubang yang sangat kecil pada alat penghitung partikel counter. Alat penghitung yang semacam ini dapat dipakai secara rutin memecah sel darah, namun dapat pula disesuaikan untuk memecah bakteri (Volk, 1985).

           


III. METODE PERCOBAAN
A.    Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah media PDA yang sudah diisolasi atau yang sudah tumbuh. Sedangkan alat yang digunakan adalah spidol.

B.     Cara Kerja
Cara untuk menghitung koloni mikroba pada cawan Petri adalah sebagai berikut:
  1. Dipilih cawan yang kira-kira mengandung 30 sampai 300 jumlah koloni.
  2. Dihitung jumlah koloni dengan cara ditandai dengan spidol.
  3. Kemudian dihitung jumlah mikroba dengan menggunakan rumus berikut
















IV. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.    Data Hasil Pengamatan
Kelompok
Bahan
Media
Pengenceran
Jumlah Koloni
Jumlah Mikroba
I
Telur Ayam Busuk
- PDA
10-3
> 300
--------
- PDA
10-3
115
7312,275 x 103
- PDA
10-3
77
4896,045 x 103
- PDA
10-3
48
3052, 08 x 103
II
Ikan Kaleng Kadaluarsa
- NA
10-5
289
18948,33 x 105
- PDA
10-5
35
2225,48 x 105
- PDA      Cair
10-5
200
12717 x 105
III
Pepaya Busuk
- NA
10-2
273
17358,705 x 102
- PDA
10-2
162
10300,77 x 102
- MRS
10-2
121
7693,785 x 102
IV
Susu Kadaluarsa
- PDA
10-3
13
826,605 x 103
- NA
10-3
290
18439,65 x 103
- MRS Cair
10-3
270
17167,95 x 103

B.     Olahan Data
1.      Untuk Kelompok I
  1. Untuk Cawan II
   
  1. Untuk Cawan III
  
  1. Untuk Cawan IV
   
   
2.      Untuk Kelompok II
  1. Media NA

                                  
  1. Untuk Media PDA
   
  1. Untuk Media PDA Cair
                                        
3.      Untuk Kelompok III
  1. Untuk Media NA
 
                                              
  1. Untuk Media PDA
  1. Untuk Media MRS Cair
   
4.      Untuk Kelompok IV
  1. Untuk Media PDA
   
  1. Untuk Media NA
    
  1. Untuk Media MRS Cair
   

C.    Pembahasan
Teknik enumerasi adalah cara- cara untuk menghitung mikroba yang tumbuh di dalam media. Ada tiga teknik enumerasi yang sering digunakan dalam praktikum yaitu:
1.      Derent Platting (hitungan langsung)
Derent Platting yaitu teknik perhitungan jumlah mkroorganisme secara langsung dengan bantuan coloni counter atau alat lain. Cara ini ada dua macam yaitu secara langsung yaitu dengan alat bakteri counting chamber maupun metode breed smean atau lepoloitchweber untuk menghitung jumlah mikroba dalam susu. Atau bahkan bias pula memanfaatkan sifat sel yang bukan konduktor sehingga tidak dapat mengalirkan listrik yang kemudian akan meningkatkan tegangan yang dicatat oleh recorder serta dapatt menunjukkan jumlah total sel dan metode ini disebut metode elektro cell chamber (Thihendrokosomo, 1989)
2.      Plate Count (Perhitungan Cawan)
Metode perhitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Kadi, jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan satu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam sample. Teknik yang harus dikuasai dalam metode ini adalah mengencerkan sample dan mencawankan hasil pengenceran tersebut.  Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk menghitung koloni adalah yang mengandung antara 30 sampai dengan 300 koloni (Hadioetomo, 1993).
3.      Perhitungan Massa Sel (Metode Turbidimetrik)
Bila kita harus memeriksa konsentrasi sel sejumlah besar biakan, maka metode hitungan cawan bukanlah pilihan yang baik karena tidak hanya memakan waktu tetapi juga memerlukan media dan pecah-belah dalam jumlah besar. Untuk kasus deemikian tersedia metode yang lebih cepat dan prakytis, yaitu pengukuran kekeruhan biakan dengan fotokolorimeter. Namun agar data yang diperoleh dari pengukuran ini dapat dinyatakan sebagai konsentrasi organisme, diperlukan suatu kurva standar yang menyatakan kolerasi antara kekeruhan biakan dengan jumlah organisme per ml biakan. Sekali kurva ini diperoleh, maka sejumlah besar biakan mikroorganisme sejenis dapat dengan cepat diukur kekeruhannya dan konsentrasinya segera diketahui dengan cara membaca kurva standar tersebut (Hadioetomo, 1993).
Diantara mikroba yang tumbuh ada mikroba yang tidak dapat dihitung karena jumlah koloni lebih besar dari 300 koloni, pada ketentuannya jika lebih dari 300 koloni maka untuk menghitungnya maka perlu diadakan lagi pengenceran yang lebih kecil.
Dalam percobaan ditemukan ada beberapa media yang sama sekali tidak tumbuh koloninya, hal ini desebabkan karena media yang digunakan tidak sesuai dengan  mikroorganisme yang ingin ditumbuhkan. Atau media yang digunakan kurang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat dalam bahan yang digunakan pada saat penanaman mikroba.
Jumlah koloni yang tumbuh pada media padat dengan yang tumbuh pada media cair sengat berbeda, pada media padat koloni yang tumbuh lebik banyak dibandingkan dengan yang tumbuh pada media cair.
Kelompok I menggunakan bahan, media dan pengenceran yang sama untuk setiap cawannya yaitu telur aym busuk dengan media PDA Padat yang diencerkan sampai 10-3, namun terdapat perbedaan jumlah koloni yang tumbuh diantara cawan-cawan tersebut yaitu sebagai berikut, pada cawan I tumbuh lebih dari 300 koloni, cawan II tumbuh 115 koloni, pada cawan III koloni yang tumbuh adalah 77, dan pada cawan ke IV tumbuh 48 koloni. Kelompok II mengguakan media yang berbada-beda yaitu PDA, NA,  dan PDA Cair dengan pengenceran yang sama 10-5 serta bahan yang samma juga yakni ikan kaleng kadaluarsa. Pada kelompok ini terlihat jelas bahwa apabila medianya berbeda maka akan beda pula jumlah koloni yang tumbuh. Adapun koloni yang tumbuh pada cawan yang medianya NA sekitar 289 koloni, pada cawan yang medianya PDA sekitar 35 koloni, dan pada cawan yang medianya PDA Cair tumbuh sekitar 200 koloni mokroba.
Kelompok III juga menggunakan media yang berbeda-beda yakni NA, PDA, MRS Cair dengan masing-masing pengenceran 10-3, dan bahan yang digunakan ialah pepaya busuk. Pada kelompok ini terlihat jelas bahwa apabila medianya berbeda maka akan beda pula jumlah koloni yang tumbuh. Adapun jumlah koloni yang tumbuh adalah, pada cawan yang menggunakan media NA jumlah koloni yang tumbuh 273 koloni, pada cawan yang menggunakan media PDA koloni yang tumbuh 162 koloni, dan pada cawan yang medianya MRS Cair koloni yang tumbuh 121 koloni. Sama halnya dengan kelompoh II dan Kelompok III, kelompok IV pun menggunakan media yang berbeda-beda untuk setiap cawan yakni media PDA, NA, dan MRS Cair dengan masing-masing pengencaran  10-3 dan bahan yang digunakan susu kadalursa. pada kelompok ini hal yang menyebabkan berbedanya jumlah koloni yang tumbuh ialah jenis media yang digunakannya. Adapun jumlh koloni yang tumbuh yaitu, pada cawan yang medianya PDA jumlah koloni yang tumbuh 13 koloni, pada cawan yang medianya NA jumlah koloni yang tumbuh 290 koloni, dan pada cawan yang medianya MRS Cair jumlah koloni yang tumbuh adalah 270 koloni























V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.      Teknik enumerasi adalah cara- cara untuk menghitung mikroba yang tumbuh di dalam media.
2.      Dalam percobaan hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dan ketelitian dalam melakukan percobaan agar bias mendapatkan hasil sesuan dengan yang diinginkan.
3.      Di dalam bidang ilmu mikrobiologi ada suatu hal mendasar yang juga perlu diperhatikan yaitu analisia kualitatif terhadap suatu bahan.
4.      Metode yang dapat digunakan untuk menghitung mikroba didalam pangan terdiri dari metode hitungan cawan, Most Propable Number (MPN) dan metode hitungan mikroskopik langsung.
5.      Jumlah koloni yang tumbuh pada media padat dengan yang tumbuh pada media cair sengat berbeda, pada media padat koloni yang tumbuh lebik banyak dibandingkan dengan yang tumbuh pada media cair.








DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Sandjaja, B. 1992. Isolasi dan Identifikasi Mikrobiologi. Widya Medika, Jakarta.
Thihendrokesowo. 1989. Petunjuk Laboratorium Mikrobiologi Pangan. Pusat
            Antar Universitas Pangan dan Gizi, Yogyakarta.

Volk. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar